Minggu, 11 Oktober 2009

Hari Apakah Esok



Apa kau masih mengingatnya

besok hari

hari yang pernah mengejutkan otakku

membuat denyut jantung menjadi cepat

perasan menjadi penuh tanda tanya

bibir tak dapat dibuka

menjadikan malam hari penuh dengan air mata

air yang tak seharusnya mengalir membasahi pipi


Itulah titik balik

dimana semuanya berubah

dari senyum menjadi diam

dari tawa menjadi tangis

dari bahagia menjadi kesedihan

Ingin ku selidiki

tapi itu bukan lagi menjadi hak ku

tak tahu diriku

kau merasakan hal yang sama atau sebaliknya

Ada yang mengatakan

mentari akan datang kembali setelah tenggelam

bukan untukku

walau diriku percaya

tapi awan hitam selalu menyelimuti surya

semoga kau tak lupa

hari apakah esok

Luka


Kau tusuk diriku dari belakang
agar engkau bisa bersembunyi
Kau goreskan luka di hati
agar engkau tersenyum
Kau sembuhkan luka dengan air laut
agar engkau tertawa
Kau remas jantungku
agar engkau bisa minum darah

Kau buang hati ini biar membusuk
agar engkau berpaling dariku
Kau berdiri di atas tubuhku
agar kau bahagia
Kau hanyutkan tubuhku di sungai
agar kau lupakan aku


Kau kotori perasaan ini
dengan ucapan madu
Kau mainkan sulap di depanku
tapi kau meramu racun di belakangku

Ku hanya sebagai boneka usang
Kau yang tak peduli dengan penderitaan ini